Implementasi Teori Belajar Sosial Albert Bandura dalam Pembelajaran
Tutorilmu.id. Menurut Albert Bandura baik anak-anak maupun orang dewasa, mempelajari banyak hal dari pengamatan (observasi) dan imitasi (peniruan).
Hal ini dapat terlihat ketika anak belajar bahasa, keterampilan sosial, kebiasaan, dan perilaku lainnya dengan cara mengamati kemudian meniru orang tuanya atau anak yang lebih dewasa lainnya.
Menurut psikolog Amerika Serikat kelahiran Kanada yaitu Albert Bandura (dalam Ahmad, 2012), menyatakan bahwa belajar melalui pengamatan merupakan tipe belajar yang memainkan peran penting dalam perkembangan kepribadian anak.
Baca : 15 Bentuk Model dan Metode Pembelajaran untuk Guru Kreatif
Dengan demikian, orang tua di rumah, dan guru di sekolah harus menjadi manusia model yang profesional untuk anak dan peserta didiknya.
Albert Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata-mata refleks otomaris atas stimulus, melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri.
Cara Teori Sosial Berjalan Efektif
Menurut Albert Bandura (dalam Ahmad, 2012), sebagian besar perilaku manusia dipelajari secara observatif lewat modeling, sehingga dapat belajar dengan melihat bagaimana orang lain berperilaku. Maka, akan muncul konsep baru yang dipercaya menjadi cara bertindak yang tepat.
Berikut ini cara agar teori sosial dapat berjalan efektif pada pembelajaran yaitu:
1. Perhatian
Anak harus memberikan atensi atau perhatian. Apapun yang mengalihkan perhatian akan berdampak buruk pada proses pembelajaran sosial.
2. Retensi
Kemampuan untuk menyimpan informasi juga penting. Ada banyak faktor yang berpengaruh terhadap hal ini, utamanya adalah kemampuan untuk menyerap hal-hal baru.
3. Reproduksi
Setelah memberikan perhatian kemudian menyimpannya, tiba saatnya untuk melakukan tindakan yang telah dipelajari. Inilah peran penting dari latihan, sehingga perilaku akan semakin terasah.
4. Motivasi
Tahap terakhir untuk memastikan proses belajar berlangsung lancar adalah motivasi untuk meniru perilaku yang telah dilihat. Konsep pemberian hadiah atau hukuman bisa menjadi cara menggali motivasi.
Konsep Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Teori belajar sosial dari Albert Bandura ini merupakan gabungan dari teori belajar behavioristik dengan penguatan dan psikologi kognitif yang berpinsip pada modifikasi perilaku.
Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) dari Bandura didasarkan pada tiga konsep berikut.
1. Reciprocal determinism
Pendekatan yang menjelaskan tingkah laku manusia dalam bentuk interaksi timbal bali secara terus menerus, antara kognitif, tingkah laku, dan lingkungan.
Seseorang akan menentukan atau memengaruhi tingkah lakunya dengan mengontrol lingkungan, tetapi orang tersebut juga dikontrol oleh kekuatan lingkungan tersebut.
2. Beyond reinforcement
Bandura memandang bahwa jika setiap unit respon sosial yang kompleks harus diplah-pilah untuk dibangun kembali satu per satu, maka bisa jadi orang tersebut malah tidak belajar apa pun.
Menurutnya reinforcement penting dalam menentukan apakah suatu tingkah laku akan terus menerus atau tidak, akan tetapi hal ini bukanlah satu-satunya pembentuk tingkah laku.
Orang dapat belajar melakukan sesuatu hanya dengan mengamati dan kemudian mengulang apa yang mereka lihat,
Belajar melalui observasi tanpa ada reinforcement yang terlibat berarti menentukan tingkah lakunya oleh antisipasi konsekuensi.
3. Self regulation
Teori belajar tradisional sering terhalang oleh ketidaksenangan atau ketidakmampuan seseorang dalam menjelaskan proses kognitif.
Konsep Bandura menempatkan manusia sebagai pribadi yang dapat mengatur diri sendiri (self regulation), memengaruhi tingkah laku dengan cara mengatur lingkungan, menciptakan dukungan kognitif, dan mengadakan konsekuensi bagi tingkah lakunya sendiri.
Prinsip Dasar Belajar Sosial (Social Learning) menurut Teori Belajar Bandura
Berikut ini beberapa prinsip dasar belajar sosial menurut teori belajar Bandura.
1. Sebagian besar dari yang manusia pelajari terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling).
2. Seorang peserta didik akan mengubah perilakunya sendiri melalui penyaksian cara orang atau sekelompok orang yang mereaksi (merespon) sebuah stimulus tertentu.
3. Peserta didik dapat mempelajari respon-respon baru dengan cara pengamatan terhadap perilaku contoh dar orang lain, misalnya guru atau orangtuanya.
4. Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral peserta didik menekankan pada perlunya pembiasaan merespon (conditioningi) dan peniruan (imitation).
Implikasi Teori Belajar Bandura dalam Pembelajaran di Kelas
Terdapat banyak implikasi teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Bandura untuk pembelajaran di kelas, antara lain sebagai berikut.
1. Peserta didik sering belajar hanya dengan mengamati tingkah laku oran lain, yaitu guru.
2. Menggambarkan konsekuensi perilaku yang secara efektif dapat meningkatkan perilaku yang sesuai dengan harapan dan menurunkan perilaku yang tidak pantas.
3. Peniruan (modeling) menyediakan alternatif untuk membentuk perilaku baru untuk belajar. Di dalam mempromosikan model yang efektif, seorang guru harus memastikan bahwa empat kondisi esensial harus ada, yaitu perhatian, retensi, motor reproduksi, dan motivasi.
4. Guru dan orangtua harus menjadi mode perilaku yang sesuai dan berhati-hati agar peserta didik tidak meniru perilaku yang tidak pantas.
5. Peserta didik harus percaya bahwa mereka mampu menyelesaikan tugas-tugas sekolah, sehingga guru dapat meningkatkan rasa percaya diri peserta didik dengan
memperlihatkan pengalaman orang lain yang sudah sukses atau menceritakan pengalaman kesuksesan guru itu sendiri.
6. Guru harus membantu peserta didik dalam menetapkan harapan yang realistis untuk prestasi akademiknya. Guru juga harus memastikan bahwa target prestasi peserta didik tidak lebih rendah dari potensi peserta didik yang bersangkutan.
Demikian ulasan mengenai Implementasi Teori Belajar Sosial Albert Bandura dalam Pembelajaran. Semoga bermanfaat.